Jumat, 10 Februari 2017

PENDIDIKAN SANGAT BERPENGARUH TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS HIDUP SUKU ANAK DALAM

PENDIDIKAN SANGAT BERPENGARUH TERHADAP
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP
SUKU ANAK DALAM
Hasil gambar untuk pendidikan

Pendidikan sangatlah penting untuk semua makhluk hidup di dunia ini salah satunya adalah kita sebagai manusia yang di beri akal dan pikiran untuk meningkatkan  kesejahteraan manusia itu sendiri. Pendidikan dapat menunjang kehidupan seseorang maupun kelompok orang. Dalam konteks universal pendidikan mencakup semua golongan dan salah satunya suku anak dalam, mereka sangatlah membutuhkan pendidikan yang layak untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya dalam menjalani kehidupan.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan secara literatur ditemukan beberapa persoalan mengenai minimnya pendidikan di tingkat suku anak dalam. Dari hasil analisis tersebut di harapkan agar pemerintah dapat menciptakan pendidikan yang mengarah kepada penerapan pendidikan di daerah pelosok suku anak dalam.
Kata Kunci : Pendidikan, Suku Anak Dalam, dan Kesejahteraan
PENDAHULUAN
Indonesia sangatlah kaya akan budaya, banyak sekali etnik-etnik budaya dalam bentuk kelompok-kelompok tertentu, mereka bertempat tinggal dipelosok-pelosok kota modern. Mereka hidup di antara rerimbunan pohon-pohon besar, Sehingga mereka sering disebut Orang Rimba.
Disamping memiliki budaya leluhur yang sangat banyak dan unik, Orang rimba juga memiliki beberapa keterbatasan salahsatunya pendidikan yang minim. Minimnya penerapan pendidikan di pelosok ini memungkinkan terjadinya kesenjangan pendidikan sehingga menimbulkan tertinggalnya Orang Rimba dalam dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu bagian dari hak asasi manusia yang harus terpenuhi, selain menjadi bagian dari hak asasi manusia, pendidikan juga merupakan salah satu elemen penting dimana suatu kesuksesan dan kemajuan Negara di ukur oleh seperti apa pendidikan di Negara tersebut.
Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh kesempatan belajar sebaik-baiknya dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang layak. Sehingga
dimanapun mereka berada harus dapat dijangkau oleh fasilitas pendidikan yang
layak sebagai hak-hak asasi bagi mereka.
Pendidikan adalah pengetahuan yang harus dimiliki oleh setiap orang karena, pendidikan adalah modal utama manusia dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Pendidikan dapat mensejahterakan manusia dalam segi kehidupan sekarang ataupun kedepannya.
Kualitas hidup suku anak dalam bergantung pada banyak hal dan salah satunya adalah pendidikan yang layak di dapatkan seperti apa yang manusia lain  pada umumnya dapatkan.
Namun di era modernisasi ini seolah-olah suku anak dalam terpinggirkan. Dalam konteks pendidikan tidak hanya pemerintah yang bergerak tetapi sesama manusia juga harus saling membantu menyangkut kesejahteraan bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari pengetahuan tentang aturan-aturan oleh dewa yang menguasai alam turut mempengaruhi pola hidup Orang Rimba, khususnya dalam mengelola alam sekitar. Orang Rimba sangat menghargai dan terikat dengan lingkungan sekitar (hutan). Mereka makan dan minum dari apa yang disediakan di hutan.
Bagi Orang Rimba, hutan merupakan bagian dari hidup mereka yang harus di lindungi. Mereka mempunyai semboyan “huatan adalah kehidupan dan kehidupan adalah hutan”. Keduanya berjalan seiring dan mereka tidak pernah menginginkan untuk hidup diluar hutan karena hutan dirasakan sudah cukup memenuhi kebutuhan hidup mereka (Lucky Ayu Wulandari, 2009).
Disamping kehidupan mereka yang sangat bergantung pada alam mereka juga harus di berikan pendidikan yang layak. Untuk mendapatkan kehidupan yang sejahtera, selain itu juga dengan diterapkannya pendidikan mereka mampu menjaga keseimbangan ekosistem di alam mereka sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari yang sangat bergantung pada ekosistem alam yang ada agar tidak punah dan mereka dapat hidup selayaknya orang modern zaman sekarang. Dengan begitu mereka ridak merasa terpinggirkan. Peran pemerintah dan masyarakat dalam membantu menerapkan pendidikan di pelosok suku anak dalam sangatlah dibutuhkan.
TUJUAN
Tujuan pembuatan artikel ilmiah ini adalah untuk menerapkan, mengembangkan, dan menyampaikan tentang dunia pendidikan dikalangan pelosok-pelsokok suku pedalaman. Karena, pendidikan sangat penting untuk mereka di masa sekarang dan dimasa yang akan datang, pendidikan memiliki sifatnya nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu dengan berkembangnya dunia pendidikan di kalangan suku anak dalam, mereka dapat meminimalisir degredasi ekosistem di hutan dengan bekal pendidikan yang diberikan. Mengajak seluruh warga masyarakat untuk memiliki bekal pendidikan yang layak sehingga seluruh mayarakat dapat menjaga hidup dan hidup sejahtera terbebas dari kesenjangan pendidikan yang menimbulkan kesenjangan hidup.
METODE LITERATUR
Dalam analisis masalah artikel ilmiah ini, penulis menggunakan metode literatur. Penulis menggunakan berbagai macam sumber pustaka dan data sensus internet yang menjelaskan tentang minimnya pendidikan di pelosok-pelosok khususnya suku anak dalam. Untuk memperoleh data/informasi penulis mengolah data dari berbagai jenis sumber berita internet. Berbagai macam sumber referensi yang ada menjadikan penulisan artikel ilmiah ini berjalan dengan baik.
PEMBAHASAN
Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki ribuan suku bangsa yang beraneka ragam. Masing-masing daerah saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebu dayaan daerah lain atau kebudayaan yang berasal dari luar. Salah satu kebudayaan tersebut adalah Suku Anak Dalam. Suku Anak Dalam terdapat di daerah Jambi dan Sumatera Selatan. Suku Anak Dalam belum terlalu dikenal oleh masyarakat Indonesia karena Suku Anak Dalam sudah sangat langka dan mereka tinggal di tempat-tempat terpencil yang jauh dari jangkauan orang-orang.
Suku Anak Dalam disebut juga Suku Kubu tau Orang Rimba. Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Malau sesat yang lari ke hutan rimba disekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duapuluh. Mereka kemudian dinbmakan Moyang Segayo. Sistem kemasyarakatan mereka , hidup mereka secara nomaden atau tidak menetap dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu, walaupun diantara mereka sudah banyak yang telah memiliki lahan karet ataupun pertanian lanilla.
Orang Rimba merupakan sebutan lain untuk Suku Anak Dalam yang tinggal di pedalaman rimba. Istilah “Orang Rimba” dianggap orang rimba sendiri lebih sesuai dengan kehidupan mereka yang tinggal di rimba dan “tidak mau” keluar dari hutan. Ketidakmauan mereka keluar dari hutan ini berkaitan erat dengan dunia mereka yang menganggap bahwa hutan adalah tempat hidup dan rumah mereka sejak dulu (Butet Manurung, 2007).
Saat ini mayoritas Orang Rimba menghuni tiga daerah terpisah disekitar Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) Provinsi Jambi, yaitu sekitar TNBD 30, TNBD 12 (Keduanya di wilayah utara Jambi) dan sepanjang jalan lintas Sumatra (Wilayah Selatan Jambi). Ketiga wilayah ini diyakini Orang Rimba sebagai tempat tinggal leluhur mereka dahulu. Diwilayah ini sekarang sedang digalakan program konversi hutan, salah satunya untuk melindungi keberadaan Orang Rimba (Lucky Ayu Wulandari, 2009).
Hidup nomaden dan semi nomaden (berpindah-pindah) di dalam hutan luas, tempat para dewa-dewa, jin, dan setan mereka juga ikut tinggal di kolong dedaunan yang sama. Mereka mencukupi kebutuhan hidup dari hasil alam. Alam adalah segala-galanya bagi mereka.
Merekalah gambaran kehidupan manusia di zaman meramu dan berburu ratusan bahkan ribuan tahun lalu, yang masih kasat terlihat oleh mata. Sistem barter pun masih tetap mewarnai kehidupan ekonomi Orang Rimba ini. Walau sesekali mereka berjualan hasil hutan di desa-desa pinggir hutan, dan mendapatkan sedikit uang. Namun Se-kuno apapun manusia peninggalan pra-sejarah ini. Kita harus menyadarinya, bahwa mereka tetap bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia (Butet Manurung, 2007).
Orang Rimba yang tak mengenal baca tulis  dan hitung-berhitung ini pun tak luput dari beratnya cobaan hidup. Mereka yang mencintai hutan, mengasihi, dan merawat peninggalan leluhur tersebut. Tidak pernah tahu, bahwa manusia yang hidup dalam dimensi waktu yang berbeda di pinggir hutan. Telah merusak alam dan hutan mereka.
Hutan ialah rumah dan sumber penghidupan orang rimba. Mereka sangat memahami bahwa bumi menyediakan makanan cukup untuk kebutuhan setiap orang, tetapi bukan untuk keserakahannya. Karena itu pula, mereka menyatu dengan  hutan dalam tatanan kearifan lokal.
Ironisnya, kawasan hutan yang menjadi permukiman orang rimba secara turun-temurun dibiarkan dibabat. Inilah negara yang pada satu sisi mendewakan secara berlebihan penanam modal, tetapi pada sisi lain membiarkan dengan penuh kesadaran  orang rimba terpinggirkan, bahkan tercerabut dari akar budayanya lewat pembabatan hutan yang sungguh ironis  dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.Harus jujur dikatakan bahwa perlindungan terhadap orang rimba di negeri ini cuma indah di atas kertas, tetapi miskin, sangat miskin, dalam implementasi. Sebagai contoh, lewat Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 1999, sebutan suku terasing diubah menjadi komunitas adat terpencil.
Tidak hanya itu. Terang benderang tersurat dalam sejumlah hukum positif perihal pengakuan dari pemerintah akan eksistensi komunitas adat terpencil, termasuk pengakuan atas hak sosial dan ekonomi, termasuk pengakuan terhadap perlindungan tradisi dan adat istiadat komunitas adat terpencil. Pengakuan dan perlindungan itu tersebar mulai undang-undang agraria hingga undang-undang tata ruang.
Orang Rimba yang lugu dan polos itu. Bertahan hidup di hutan, berburu, mencintai alam, dan humanisme. Pada awalnya, para individu Suku Anak Dalam cenderung memiliki pandangan atau persepsi negatif terhadap pendidikan formal. Fenomena tersebut terkait dengan ajaran dari orang tua, temenggung (kepala suku), dan bahkan nenekmoyang mereka yang mengasumsikan bahwa pendidikan yang diterima darisekolah bukanlah sebuah kegiatan yang wajib untuk dilakukan.
Alasannya,dengan mengikuti kegiatan belajar di sekolah, maka waktu mereka untukmelakukan kegiatan seperti berhutan menjadi tersisihkan, sehingga label yangkemudian muncul adalah mereka akan meninggal karena tidak dapat memenuhikebutuhan hidup mereka dari berhutan. Pendidikan formal atau bersekolah adalah salah satu fenomena yang relatif baru bagi individu Suku Anak Dalam.
Sebelumnya, mereka tidak pernah diperkenalkan adanya istilah pendidikan maupun istilah bersekolah. Seperti yang disampaikan oleh Edmund Husserl, bahwa fenomenologi berfokus pada bagaimana orang mengalami fenomena tertentu, menyelidiki bagaimana individu mengkonstruksikan makna dari sebuah pengalaman yang mereka alami dan bagaimana makna yang ditangkap oleh individu tersebut bisa memicu terbentuknya makna kelompok atau bahkan membentuk pemahaman baru pada kebudayaan tertentu (Vandersteop dan Johnston, 2009:206).
Terkait dalam hal ini adalah kemunculan pengetahuan baru dari pengalaman individu Suku Anak Dalam mengenai pendidikan yang diperolehnya, serta menghasilkan beberapa pandangan yang berhasil dimaknai oleh individu Suku Anak Dalam. Persepsi awal dari Suku Anak Dalam terhadap pendidikan yang terbentuk cenderung negatif. Namun, seiring dengan terus dilakukannya sosialisasi oleh pemerintah tentang pentingnya pendidikan serta adanya faktor pendorong internal (cita-cita hidup) dalam diri individu Suku Anak Dalam, sebagian individu Suku Anak Dalam cenderung menjadi lebih aktif untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah. Bahkan, pemerintah membangun Sekolah Dasar khusus bagi Suku Anak Dalam.
Persepsi individu Suku Anak Dalam terhadap pendidikan formal yang pada awalnya menganggap bahwa pendidikan adalah ajaran yang tidak benar, dalam perkembangannya cenderung mulai mengalami perubahan, dan bahkan Suku Anak Dalam telah bersekolah dan menempati rumah yang disediakan oleh pemerintah.
Sehingga, individu Suku Anak Dalam cenderung memaknai pendidikan
dan bersekolah sebagai salah satu hal yang menyenangkan sekaligus
menguntungkan.Fenomena paling menonjol terkait dengan konstruksi makna pendidikan bagi individu Suku Anak Dalam adalah bahwa dengan mengikuti pelajaran di sekolah mereka memiliki gambaran tentang cita-cita hidup. Hal tersebut mengindikasikan adanya perubahan dalam memahami makna pendidikan formal yang diterima oleh individu Suku Anak Dalam.
           
Pada awalnya, keinginan bersekolah terbentuk bukan karena adanya
dorongan pribadi (faktor internal) dari individu Suku Anak Dalam. Para informan
mengatakan bahwa alasan pertama mereka bersekolah lebih kepada faktor
eksternal, yaitu dorongan dari orang tua mereka.
 Alasan orang tua Suku Anak Dalam meminta anaknya untuk bersekolahpun bukan tanpa alasan, para orang tua mengatakan, dengan bersekolah maka akan diberikan makanan serta pakaian baru tanpa dipungut biaya. Kemampuan mengoperasikan benda elektronik juga menjadi salah satu pengalaman berbeda yang sebelumnya tidak mereka dapatkan.
Kemampuan mengoperasikan benda elektronik lainnya seperti handphone juga menjadi salah satu pengalaman baru bagi Suku Anak Dalam. Ketika Suku Anak Dalam sebelum bersekolah, mereka hanya menggunakan handphone sekedar untuk menonton televisi dan memutar lagu, kinimereka mampu memaksimalkan kegunaan handphone tersebut, selain untukberkomunikasi, mereka telah mampu meng akses facebook dari handphone mereka.
Dengan bersekolah dan belajar menjadikan mereka memiliki kemampuan untuk membaca serta menulis, memiliki kemampuan bersosialisasi dan bernegosiasi. Dibandingkan dengan ketika Suku Anak Dalam belum bersekolah, Suku Anak Dalam tidak pernah berhubungan, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan orang luar, meskipun pernah, interaksi hanya terjadi beberapa kali dan tidak sesering sekarang.
Hal ini terjadi dikarenakan kehidupan Suku Anak Dalam yang lebih banyak berada di hutan. Sebelum sekolah, Suku Anak Dalam keluar dari hutan hanya ketika hendak menjual hasil hutan mereka. Berbeda denganketika Suku Anak Dalam telah bersekolah seperti sekarang, bagi Suku Anak Dalam yang telah bersekolah, bersosialisasi dengan orang luar kini lebih seringterjadi.
Hal ini terjadi karena selain di sekolah mereka harus bersosialisasi dengan orang luar, kehidupan sehari-hari juga menuntut Suku Anak Dalan untuk lebihsering bersosialisasi dengan orang luar, karena perumahan yang Suku AnakDalam tempati berada di lingkungan dan di sekitar rumah warga atau hampir semua tetangga mereka adalah orang luar.
Dengan berpindah serta bertempat tinggal Suku Anak Dalam di sekitaratau bertetangga dengan orang luar telah merubah anggapan serta stereotypeSuku Anak Dalam terhadap orang luar. Dengan berteman dengan orang luar,komunikasi serta interaksi mereka menjadi semakin intens dan semakin sering.Fenomena tersebut membuat mereka saling membuka diri satu sama lain.
Menurut Irwin Altman dan Dalmas Taylor (Littlejohn, 2005 : 194) dalam teori penetrasisosial (Social Penetration Theory) bahwa seseorang melakukan komunikasi yangbergerak dari unintimate kemudian mencapai puncak pada titik intimate. Proses tersebut adalah penetrasi yang mana syarat mutlaknya yaitu self disclosure atauketerbukaan. Terjadinya keterbukaan diri diantara Suku Anak Dalam denganorang luar lebih dilatar belakangi adanya keinginan untuk saling mengenal satusama lain, memperoleh pengetahuan dari apa yang sebelumnya belum pernah didapat oleh mereka. Suku Anak Dalam yang telah mampu dan melangsungkan komunikasiatau sosialisasi dengan orang luar merupakan salah satu contoh adanya upaya dariSuku Anak Dalam (kelompok minoritas) agar diterima oleh orang luar (kelompokmayoritas). Orbe menjelaskan dalam co-cultural theory, yang mengkajibagaimana anggota kelompok minoritas berkomunikasi dengan anggota kelompokdominan (Littlejohn, 2009: 264).
KESIMPULAN
           Pada awalnya, individu Suku Anak Dalam cenderung memiliki persepsi negatif terhadap pendidikan yang disosialisasikan oleh pemerintah. Hal itu terjadi karena bertentangan dengan ajaran leluhur, sehingga individu Suku Anak Dalam merasa tidak perlu bersekolah. Namun seiring dengan perkembangan waktu, persepsi mereka mulai berubah. Individu Suku Anak Dalam merasa senang dengan bersekolah, karena ketika bersekolah, mereka akan mendapatkan makanan serta jajan yang dibagikan oleh pihak sekolah. Ada beberapa faktor yang akhirnya mampu membuat para individu Suku Anak Dalam menerima pendidikan.
           Penerimaan individu Suku Anak Dalam dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar, seperti adanya imbalan atau sesuatu yang menarik yang diberikan dan disampaikan oleh pemerintah. Serta adanya dorongan atau ‘perintah’ dari orang tua mereka untuk bersekolah. Meskipun dorongan dari
orang tua mereka dilatar belakangi dengan adanya imbalan berupa akan
dibagikannya pakaian baru (seragam sekolah) dan makanan oleh pihak sekolah.
           Dengan bersekolahnya individu Suku Anak Dalam, pengalaman-pengalamanbaru dialami oleh mereka. Memiliki teman serta bersosialisasi dengan
orang luar (bukan Suku Anak Dalam) menjadi pengalaman baru yang didapat
ketika bersekolah. Kemampuan menggunakan dan mengoptimalkan peralatan
elektronik, memiliki kemampuan membuat serta log in sosial media seperti
facebook di handphone juga dimiliki oleh individu Suku Anak Dalam setelah
bersekolah. Hal ini didasari pada kemampuan menulis, membaca, dan berbahasa
Inggris yang diajarkan ketika mereka bersekolah.
UCAPAN TERIMAKSIH
            Dengan selesainya pembuatan Artikel Ilmiah ini saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Allah SWT dan pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan Artikel Ilmiah ini, terkait dengan referensi landasan teori dari berbagai tokoh , pemberitaan lewat internet, selain itu juga kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian Artikel Ilmiah ini. Sampai dengan Artikel ini selesai dibuat.

Bahaya Minuman Beralkohol Bagi Kesehatan

Bahaya Minuman Beralkohol Bagi Kesehatan
Hasil gambar untuk miras
Apakah kamu pernah khawatir dengan minuman alkohol yang diminum menjadi sebuah masalah? Di era seperti sekarang ini sudah banyak remaja yang mulai meminum minuman keras seperti alkohol. Minuman Keras memiliki radar alakohon yang beragam dimulai dari alkohol seperti whiskey yang mengandung 40 persen kadar alcohol. Adapun contoh minuman lainnya seperti rum,gin,dan vodka. Berbanding terbalik dengan bir yang hanya memiliki kadar alcohol sekitar 4,5 persen dan anggur 11 persen.
Banyak orang yang tidak mengerti dengan jelas dengan pengaruh dari alkohol yang mereka minum sebenarnya membahayakan diri sendiri. Minuman keras dianggap sebagai prningkat suhu tubuh serta memberikan perasaan senang kepada yang meminumnya.Namun yang sebenarnya ada dampak buruk tehadap kesehatan seperti mempengaruhi lambung, hati, ginjal, dan otak. Meminum minuman alkohol sebenarnya sangat membahayakan diri sendiri.Kebanyakan yang suka mengkonsumsi minuman beralkohol adalah anak muda. Mereka sama sekali tidak menyadari bahaya fisik yang akan dihadapi. Sebagai contoh, alkohol enghilangkan reflex muntah yang mencegah seseorang mengeluarkan muntahan. Alkohol menghilangkan rasa pengendalian diri serta menghillangkan akal sehat seseorang.
Usia remaja yang membuat mereka menjadi selalu ingin tau tentang apa yang belum mereka coba.Sebagai orang tua yang berperan penting terhadap anaknya diharuskan untuk mendidik anaknya agar tidak terjerumus kepada hal – hal negatif.Hal yang paling mengerikan kalo tidak cepat diobati terutama sakit kanker hati selain itu otakpun bisa terganggu.Menurut saya pribadi Minuman yang mengandung alkohol terutama minuman keras bisa berujung pada kematian.
Sekarang ini banyak tempat yang menyediakan minum – minuman keras yang beralkohol.Biasanya seperti club malam yang selalu menyediakan minuman seperti yang di maksud diatas.Maka tidak mengherankan lagi jika banyak kejadian – kejadian buruk yang ada disana.Meminum alkohol sama dengan merusak diri sendiri resikonya tidak lagi hal yang gampang untuk disembuhkan.Jika tidak dicegah dari sekarang maka semakin banyak sakit yang didapat.Dampak negatif dari minuman beralkohol sangatlah susah untuk disembuhkan.Jika ingin hidup tenang di hari tua sebaiknya berhenti untuk meminum – minuman beralkohol.
Adapun dalam buku Ilmu Penyakit Dalam terbitan Internal publishing disebutkan bahwa akibat meminum minuman beralkohol dapat menyebabkan sakit epidemiologi.Keseluruhan insidensi sirosis di Amerika diperkirakan 360 per 100.000 penduduk penyebabnya sebagian besar sakit yang diakibatkan oleh penyakit hati karena kebanyakan menkonsumsi alcohol maupun penyakit infeksi virus kronik. Prevalensi penyakit hati akibat steatohepatitis alkoholik dilaporkan 0,3% juga.Di Indonesia dan prevalensi sirosis hati belum ada, hanya laporan – laporan dari beberapa pusat pendidikan saja.Dri RS Dr.Sardjito Yogyakarta jumlah pasien yang berkisar 4,1% dari persen yang dirawat di Bagian Penyakit Dalam dalam kurun waktu 1 tahun (2004).Di Medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai pasien sirosis hati sebanyak 819 (4%) pasien dari seluruh pasien di Bagian Penyakit Dalam.
Apabila wanita yang meminum minuman beralkohol bisa saja mengakibatkan gangguan nyeri.Jika wanita sedang datang bulan sebaiknya jangan meminum minuman beralkohol.Terlebih jika sedang hamil sebaiknya jangan sekekali minum-minuman keras karena dapat membahayakan janin yang dikandung.
Banyak penyakit yang disebabkan akibat kebanyakan menkonsumsi minuman beralkohol. Dalam buku Elizabeth dicantumkan bahwa minuman beralkohol akan menyebabkan sakit Sirosis.Sirosis adalah kondisi fibrosis dan pembentukan jaringan perut yang di ifus di hati.Alkohol adalah toksin yang paling sering menyebabkan cedera dan peradangan hati.Sakit yang selanjutnya adalah Hepatitis.Hepatitis adalah peradangan hati.Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi yang diakibat oleh alkohol dan sering dijumpai pada kanker hati.Gejala dan tanda masing – masing hepatitis serupa namun cara penularan dan hasilnya mungkin akan berbeda.Gizi buruk yang sering di jumpai pada pecandu alkohol menyebabkan kerusakan pada hati.Dapat terjadi gagal hati yang membutuhkan transplantasi atau menimbulkan kematian.
Karena memiliki lebih sedikit lemak dalam tubuh mereka dibandingkan dengan wanita, pria cenderung lebih tahan terhadap minuman keras daripada wanita meskipun jika keduanya memiliki berat tubuh dan tinggi yang sama.Salah satu dampak fisik terburuk karena meminum terlalu banyak alkohol adalah hangover ( menggantung ) yang gejala – gejalanya melip[uti dehidrasi , mual, dan sakit kepala.
Di era yang serba modern ini mungkin kebanyakan orang beranggapan bahwa pergi ke club malam serta meminum-minuman beralkohol melupakan hal yang biasa.Namun,tidak memikirkan esok kedepannya bagaimana.Kesehatan akan terancam, sering sakit – sakitan, dan kondisi tubuh tidak lagi fit.Jika tidak ingin merusak diri sendiri maka sebaiknya tidak menyentuh minuman beralkohol dan banyak meminum air mineral untuk sehat itu mahal.Minuman beralkohol akan menggangu kesehatan jika tidak terkena sekarang maka akan datang di masa tua.Jika tidak ingin kesehatan terganggu dan ingin menikmati hidup dimasa tua maka jangan sekekali meminum-minuman beralkohol.

https://pastiguna.com/contoh-artikel-ilmiah/

Biografi Pemilik Blog

Biografi Pemilik Blog

Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam keadilan dan kesejahteraan bagi kita semua…
Terima kasih atas kunjungan sahabat semua dalam blog saya
Berikut sedikit biografi dari saya selaku penulis blog ini….
Saya dilahirkan di kota Bagansiapiapi (Riau) pada tanggal 28 Juni 1999
Blog ini berisi tentang  kutipan artikel-artikel yang berperan penting dan menjadi inspirasi dalam hidup 
Semoga isi dalam blog ini sangat bermanfaat baik bagi yang membuat maupun yang mengunjungi…
Diperkenankan kepada rekan-rekan semua untuk mengcopy dan memperbanyak isi blog ini
Sekian perkenalan penulis…
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Rabu, 08 Februari 2017

Keutamaan Shalat Jum’at

Keutamaan Shalat Jum’at





Allah telah memberikan karunia yang besar pada kita dengan adanya shalat Jum’at. Di antara keutamaan shalat tersebut bisa menghapuskan dosa dan kesalahan, juga bisa meninggikan derajat seorang mukmin, bi idznillah.
Di antara keutamaan atau fadhilah shalat Jum’at adalah sebagai berikut:
1- Menghapuskan Dosa
Dikeluarkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصَّلاَةُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
Di antara shalat lima waktu, di antara Jum’at yang satu dan Jum’at yang berikutnya, itu dapat menghapuskan dosa di antara keduanya selama tidak dilakukan dosa besar.” (HR. Muslim no. 233).
2- Saat Allah menyempurnakan Islam dan mencukupkan nikmat
Pada hari itu, Allah menyempurnakan bagi orang beriman agama mereka, Dia pun mencukupkan nikmat-Nya, dan itu terjadi pada hari Jum’at. Allah Ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu” (QS. Al Ma’idah: 3).
Ketika Ibnu ‘Abbas membaca ayat di atas, beliau berkata, “Orang Yahudi mengatakan:
لو نزلت هذه الآية علينا، لاتخذنا يومها عيدًا!
Seandainya ayat ini turun di tengah-tengah kami, niscaya kami akan merayakan hari turunnya ayat tersebut sebagai ‘ied (hari besar atau hari raya). Ibnu ‘Abbas berkata bahwa ayat ini turun saat bertemunya dua hari raya yaitu hari raya ‘ied (haji akbar) dan hari Jum’at. (Disebutkan pula oleh Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tafsirnya)
3- Hari yang disebut Asy Syahid
Para ulama menafsirkan mengenai ayat,
وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ
Dan yang menyaksikan dan yang disaksikan.” (QS. Al Buruj: 3), dengan hari Jum’at. Sebagaimana kata Ibnu ‘Umar yang dimaksud asy syahid dalam ayat tersebut adalah hari Jum’at, sedangkan al masyhud adalah hari nahr (Idul Adha). (Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 9: 70-71)
4- Jika bersegera menghadiri shalat Jum’at, akan memperoleh pahala yang besar.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً فَإِذَا خَرَجَ الْإِمَامُ حَضَرَتْ الْمَلَائِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ
Barangsiapa mandi pada hari jumat sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju masjid, maka dia seolah berkurban dengan seekor unta. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) kedua maka dia seolah berkurban dengan seekor sapi. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) ketiga maka dia seolah berkurban dengan seekor kambing yang bertanduk. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) keempat maka dia seolah berkurban dengan seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) kelima maka dia seolah berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khuthbah), maka para malaikat hadir mendengarkan dzikir (khuthbah tersebut).” (HR. Bukhari no. 881 dan Muslim no. 850)
5- Setiap langkah menuju shalat jum’at mendapat ganjaran puasa dan shalat setahun
Dari Aus bin Aus, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَغَسَّلَ ، وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ ، وَدَنَا وَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ ، كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوهَا أَجْرُ سَنَةٍ صِيَامُهَا وَقِيَامُهَا
Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at dengan mencuci kepala dan anggota badan lainnya, lalu ia pergi di awal waktu atau ia pergi dan mendapati khutbah pertama, lalu ia mendekat pada imam, mendengar khutbah serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti puasa dan shalat setahun.” (HR. Tirmidzi no. 496. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits dalam Tuhfatul Ahwadzi, 3: 3).
Penting!
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah menyebutkan,
وَتَبَيَّنَ بِمَجْمُوعِ مَا ذَكَرْنَا أَنَّ تَكْفِير الذُّنُوب مِنْ الْجُمُعَة إِلَى الْجُمُعَة مَشْرُوط بِوُجُودِ جَمِيع مَا تَقَدَّمَ مِنْ غُسْل وَتَنْظِيف وَتَطَيُّب أَوْ دَهْن وَلُبْس أَحْسَن الثِّيَاب وَالْمَشْي بِالسَّكِينَةِ وَتَرْك التَّخَطِّي وَالتَّفْرِقَة بَيْن الِاثْنَيْنِ وَتَرْك الْأَذَى وَالتَّنَفُّل وَالْإِنْصَات وَتَرْك اللَّغْو
“Jika dilihat dari berbagai hadits yang telah disebutkan, penghapusan dosa yang dimaksud karena bertemunya Jum’at yang satu dan Jum’at yang berikutnya bisa didapat dengan terpenuhinya syarat sebagaimana yang telah disebutkan yaitu mandi, bersih-bersih diri, memakai harum-haruman, memakai minyak, memakai pakaian terbaik, berjalan ke masjid dengan tenang, tidak melangkahi jama’ah lain, tidak memisahkan di antara dua orang, tidak mengganggu orang lain, melaksanakan amalan sunnah dan meninggalkan perkataan laghwu (sia-sia).” (Fathul Bari, 2: 372).
Semoga Allah memudahkan kita dalam melakukan amalan-amalan mulia di hari Jum’at. Wallahu waliyyut taufiq.

https://rumaysho.com/3103-keutamaan-shalat-jumat.html