http://www.fadhilza.com/2009/08/kkehidupan-akhirat/kematian-menurut-al-qur%E2%80%99an.html
Definisi Kematian Menurut Al-Qur'an
Kematian Menurut Al-Qur'an
10-
Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari
kiamat): “Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada
kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman lalu
kamu kafir”
11- Mereka
menjawab: “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah
menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami.
Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?”
Ketika
manusia dikumpulkan dipadang Mahsyar pada hari berbangkit kelak dan
orang kafir telah melihat dengan jelas akibat perbuatan mereka menentang
ayat ayat Allah selama ini, mereka mengeluh : ” Ya Allah Engkau telah
mematikan kami dua kali, dan menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami
mengakui dosa kami, adakah jalan keluar bagi kami dari kesulitan yang
dahsyat pada hari ini (neraka jahanam) “. Dialog antara orang kafir
dengan Allah ini diabadikan dalam surat Al Mukmin ayat 10 -11,
sebagaimana kami kutipkan diawal artikel ini.
Selama
hidup didunia ini kita hanya mengerti bahwa mati dan hidup itu hanya
sekali saja, namun setelah diakhirat kelak kita baru, mengerti bahwa
kita hidup dan mati sebanyak dua kali. Memperhatikan dialog diatas kita
jadi bertanya, apakah yang dimaksud dengan kematian itu? Dalam Al Qur’an
dikatakan bahwa kita mati dan hidup sebanyak dua kali, padahal yang
kita ketahui selama ini kita hidup dan mati hanya satu kali.
Definisi mati menurut Al-Qur’an
Mati
menurut pengertian secara umum adalah keluarnya Ruh dari jasad, kalau
menurut ilmu kedokteran orang baru dikatakan mati jika jantungnya sudah
berhenti berdenyut. Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari
jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat
terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh
dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk
pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruh, ini adalah saat mati yang pertama.
Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad. Allah mengumpulkan
mereka dialam Ruh dan berfirman sebagai disebutkan dalam surat Al
A’raaf 172:
Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar
di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (Al A’raaf
172)
Selanjutnya
Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin didalam rahim seorang ibu,
ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh yang tersimpan
dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai
dengan mulai berdetaknya jantung janin tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali,
selanjutnya ia akan lahir kedunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh
menjadi anak anak, menjadi remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya
datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut.
Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya.
Allah menyimpan Ruh dialam barzakh, dan jasad akan hancur dikuburkan
didalam tanah. Pada hari berbangkit kelak, Allah akan menciptakan jasad
yang baru, kemudia Allah meniupkan Ruh yang ada di alam barzakh, masuk
dan menyatu dengan tubuh yang baru sebagaimana disebutkan dalam surat
Yasin ayat 51:
51-
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera
dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. 52- Mereka berkata: “Aduh
celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami
(kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah
Rasul-rasul (Nya). (Yasin 51-52)
Itulah saat kehidupan yang kedua kali,
kehidupan yang abadi dan tidak akan adalagi kematian sesudah itu. Pada
saat hidup yang kedua kali inilah banyak manusia yang menyesal, karena
telah mengabaikan peringatan Allah. Sekarang mereka melihat akibat dari
perbuatan mereka selama hidup yang pertama didunia dahulu. Mereka
berseru mohon pada Allah agar dizinkan kembali kedunia untuk berbuat
amal soleh, berbeda dengan yang telah mereka kerjakan selama ini
sebagaimana disebutkan dalam surat As Sajdah ayat 12:
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang
yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka
berkata): “Ya
Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami
(ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang yakin”. (As Sajudah 12)
Itulah
proses mati kemudian hidup, selanjutnya mati dan kemudian hidup kembali
yang akan dialami oleh semua manusia dalam perjalanan hidupnya yang
panjang dan tak terbatas. Proses ini juga disebutkan Allah dalam surat
Al Baqaqrah ayat 28:
Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal
kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu
dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan? (Al Baqarah 28)
Demikianlah
definisi mati menurut Al-Qur’an, mati adalah saat terpisahnya Ruh dari
Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian dan dua kali hidup. Jasad
hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati dan musnah. Berarti
yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad sedangkan Ruh tidak
akan pernah mengalami kematian.
Pada saat mati yang pertama, jasad belum ada namun Ruh sudah ada dan hidup dialam Ruh. Pada saat hidup yang pertama Ruh dimasukan kedalam jasad , sehingga jasad tersebut bisa hidup. Pada saat mati yang kedua,
Ruh dikeluarkan dari jasad , sehingga jasad tersebut mati, namun Ruh
tetap hidup dan disimpan dialam barzakh. Jasad yang telah ditinggalkan
oleh Ruh akan mati dan musnah ditelan bumi. Pada saat hidup yang kedua,
Allah menciptakan jasad yang baru dihari berbangkit, jasad yang baru
itu akan hidup setelah Allah memasukan Ruh yang selama ini disimpan
dialam barzak kedalam tubuh tersebut. Kehidupan yang kedua ini adalah
kehidupan yang abadi, tidak ada lagi kematian atau perpisahan antara Ruh
dengan jasad sesudah itu.
Kalau
kita amati proses hidup dan mati diatas ternyata yang mengalami
kematian dan musnah hanyalah jasad, sedangkan Ruh tidak pernah mengalami
kematian dan musnah. Ruh tetap hidup selamanya, ia hanya berpindah
pindah tempat, mulai dari alam Ruh, alam Dunia, alam Barzakh dan
terakhir dialam Akhirat. Pada saat datang kematian pada seseorang yang
sedang menjalani kehidupan didunia ini, maka yang mengalami kematian
hanyalah jasadnya saja, sedangkan Ruhnya tetap hidup dialam barzakh.
Allah mengingatkan hal tersebut dalam surat Al Baqarah ayat 154 :
Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan
Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu h idup,
tetapi kamu tidak menyadarinya. (Al Baqarah 154)
Perjalanan panjang tanpa akhir
Kalau
kita amati proses perjalan hidup dan mati seperti yang disebutkan
diatas , maka yang mengalami kematian hanyalah jasad kita saja,
sedangkan Ruh tidak pernah mengalami kematian. Sejak diciptakan pertama
kali dan diambil kesaksiannya tentang ke Esaan Allah ketika dikumpulkan
dialam Ruh sebagaimana disebutkan dalam surat Al A’raaf 172, mulailah
Ruh menempuh perjalanan panjang yang tidak akan pernah berkahir.
Sifat
Ruh sama seperti energy, dalam ilmu fisika kita mengenal teori
kekekalan Energy. Teori kekalan Energy mengatakan bahwa Energy bersifat
kekal, tidak bisa dimusnahkan, dihancurkan ataupun dilenyapkan. Ia hanya
mengalami perubahan bentuk. Ruh memiliki sifat seperti Energy ini, ia
tidak bisa dimusnahkan, dilenyapkan ataupun dihancurkan, ia kekal
selamanya, ia hanya berubah bentuk mulai dialam Ruh, alam Dunia, alam
Barzakh dan alam Akhirat kelak.
Kita
bisa merasakan selama hidup didunia ini bahwa Ruh kita tidak pernah
tidur atau beristirat. Kalau kita tidur pada malam hari, yang tidur
adalah jasad atau jasmani kita sedang Ruh kita sendiri, pergi berjalan
entah kemana. Ruh tidak bisa hancur, musnah dan lenyap namun ia bisa
merasa lemah, sakit dan menderita. Ruh yang kurang mendapat perawatan
akan menjadi lemah menderita dan sakit. Penyakit Ruh umumnya akan
merembet pada penyakit fisik atau jasmani, penyakit ruh yang umum kita
kenal antara lain, gelisah, kecewa, dengki, cemas, takut, sedih,
tertekan dan stress berkepanjangan.
Ruh
mengalami proses pendewasaan selama hidup didunia. Semua bekal yang
dibawa untuk perjalanan hidup dialam barzakh dan akhirat didapat dari
alam dunia. Namun sayang selama hidup didunia banyak orang yang tidak
memperdulikan kebutuhan Ruhnya untuk menghadapi perjalan panjang yang
tak akan pernah berakhir ini. Kebanyakan manusia hanya fokus pada
masalah kehidupan dunia, dan tidak perduli dengan masalah kehidupan
akhirat yang lebih dahsyat dibandingkan dengan kehidupan dunia.
Mereka
baru menyadari kekeliruan mereka tatkala ruh telah sampai
ditenggorokan, hingga tatkala mereka telah pindah kelam barzakh mereka
mengeluh sebagaimana disebutkan dalam surat Al Mukminun ayat 99-100 :
99-
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang
kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia),
100- agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya
saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan
(Al Mukminun 99-100)
Penyesalan
itu memang selalu terlambat datangnya, namun penyesalan yang muncul
setelah datangnya kematian hanyalah sesuatu yang sia-sia. Masa lampau
tidak akan pernah kembali, kita hanya terus maju menghadang masa yang
akan datang, apapun keadaan kita. Orang yang bijaksana akan mengumpulkan
bekal sebanyak banyaknya untuk menempuh perjalanan panjang dialam
barzakh dan akhirat. Orang yang lalai hanya fokus pada kehidupan dunia,
tidak pernah mempersiapkan diri untuk menempuh perjalanan panjang itu.
Bahkan terkesan tidak peduli dengan kehidupan akhirat. Sebagian besar
manusia didunia termasuk kedalam golongan orang yang lalai ini,
sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus ayat 92:” …sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” Lebih tegas lagi disebutkan dalam surat al Insan ayat 27 :
Sesungguhnya
mereka (orang kafir) menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak
memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat). (Al
Insan 27)
Mudah2an kita
tidak termasuk orang yang lalai, seperti disebutkan dalam ayat Qur’an
diatas. Mari kita persiapkan perbekalan kita untuk menempuh perjalanan
panjang yang tidak akan pernah berakhir didunia dan akhirat. Penyesalan
diakhirat kelak tidak ada gunanya, masa lalu tidak akan pernah kembali,
masa yang akan datang pasti terjadi. Bersiaplah menghadap berbagai
perubahan yang akan kita alami sepanjang perjalan hidup yang amat
panjang dan melelahkan ini. Berbekallah sebaik baik bekal adalah Taqwa.